Thursday, April 30, 2015

Empty Title

Jalan itu menghitam basah oleh hujan,
Namun  aku muram, kering oleh kerinduan. Gerimis ini menghapus duka aku kesedihan

Dibawah salah satu sisi langit,
Aku terduduk diantara cahaya bulan,
Berharap suatu keajaiban kan datang padaku.
cintaku takkan pernah layu,
Meskipun roda waktu terus berlalu,
Dan tinggal butiran debu,
Yang mengotori beningnya cintamu.
Entah aku mencintai atau patah hati, sejenak tak lagi mengingatmu sepagi ini, tenggelam dalam bantal kembali bermimpi.

Lalu aku mematikan seluruh harap dalam dada,
Lantas sebait tanya mengusik benakku, Pernahkah aku terlintas di fikiran mu.

Hening malam kerinduan yg basah oleh embun,
Kini kian melebur di buai angin,
Adakah seorang insan yg menjawab kesunyian.

Titisan hujan mengiringi air mata,
Menitis jatuh tanpa suara,
Merasakan sakitnya luka,
Yang indah hanyalah mimpi belaka.

Dan kamu adalah sebuah nama yang selalu kutuliskan,
Sedang aku hanyalah sebuah nama yang tak kunjung kau baca.

Tenggelam aku dalam lamunan
Duduk terdiam memikirkan sang kekasih
Bayangannya menari di mata
Menghadirkan cerita dalam hati

Aku berdiri di atas sayup-sayup senja
Mencari cinta dan ketulusan yang sesungguhnya
Tak kubiarkan redup walau sesaat.

No comments: